HOME

Bikin Film "Fitna", Belanda Khawatirkan Sendiri

Minggu, 30 Maret 2008

Seperti apa sebenarnya isi film tersebut tidak diketahui. Namun, sudah banyak perdebatan yang ditimbulkan oleh film politisi Belanda Geert Wilders itu.
Geert Wilders membisu. Kapan dan di mana film Anti Islam yang keberadaannya telah diumumkan enam bulan yang lalu akan diputar, dirahasiakan oleh anggota parlemen Belanda dari Partai Kebebasan yang berhaluan kanan ini. Hanya satu hal yang diberitahu Wilders, yaitu film pendek tersebut akan diputar melalui situs internet sebelum tanggal 1 April. Tetapi dimana tepatnya? Karena pria berusia 44 tahun yang dikenal menentang Islam, saat ini mengalami semacam pembatasan strategi politik dan juga pembatasan dari media.
Perdana Menteri Jan Peter Balkende mengatakan, kebebasan berpendapat seseorang memang dijamin, tetapi:


"Tanggung jawab kami adalah, menunjukkan konsekuensi yang mungkin timbul.
Kebebasan tidak berarti orang tersebut tidak harus bertanggung jawab. Kita harus
melihat resikonya, bagi warga kami dan pandangan terhadap Belanda di
negara-negara yang berbeda."



Karena itu, politik meningkatkan tekanan dengan harapan Wilders akan tunduk. Mereka mengkhawatirkan aksi serangan di Belanda, dan juga misalnya terhadap tentara Belanda di Afghanistan. Lagipula ada ketakutan, seperti pada kasus karikatur Nabi Muhammad di Denmark, ketertarikan bisnis terhadap Belanda di luar negeri akan berkurang. Ancaman datang dari mana-mana dan warga Belanda teringat pada pembunuhan terhadap sutradara Theo van Gogh yang juga meluncurkan film yang mengeritik Islam.

Seorang warga radikal Islam membunuh van Gogh di hadapan orang banyak. Geert Wilders sepertinya tidak terganggu dengan fakta-fakta yang ada. Ia terus menikmati kebebasannya semenjak bertahun-tahun tanpa perlindungan ketat dari polisi. Organisasi-organisasi Muslim kini menginginkan film tersebut diselidiki oleh pihak pengadilan. 28 Maret mendatang diharapkan pengadilan mengambil keputusan. Kalangan media di Belanda menolak memutar film tersebut. Karena itu Wilders akan memutar filmnya dalam versi internet.

Film ini berjudul "Fitna" yang dalam bahasa Arabnya berarti mewujudkan pertentangan atau pengelompokkan dalam masyarakat. Tetapi jasa pelayanan internet dari Amerika Serikat telah menutup situsnya. Penayangan film bertemakan kebencian dilarang di sana. Pernyataan-pernyataan Wilders dianggap sebagai pesan yang mengandung kebencian.

"Pesan film ini adalah, bahwa Al Qur'an merupakan buku yang mengerikan. Tidak hanya masa lalunya, tetapi kini banyak hal yang mengerikan yang dilakukan berdasarkan Al Qur'an. Ini ingin saya tunjukkan. Saya juga telah mengusulkan kepada parlemen untuk melarang Al Qur'an."

Demikian Geert Wilders. Partai berhaluan kanan dari Ceko kini menawarkan untuk memutar film tersebut pada situs mereka. Stasiun televisi Muslim di Belanda juga telah menawarkannya dengan syarat, mereka boleh melihat isi film tersebut terlebih dahulu. Tetapi Wilders menolaknya. Walau pun ia mengatakan filmnya dapat dilihat sebelum 1 April, ia sepertinya mulai ragu akan posisinya sekarang. Sementara ia berusaha mencari pijakan yang aman di internet, mulai bermunculan inisiatif internet yang menyatakan menentang langkah Wilders tersebut.



Tugas Yang Terlupakan

Sabtu, 29 Maret 2008

Setelah bosan dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada waktu lalu selama satu bulan penuh (walaupun kadang2 cuti dan mbolos), membuat saya ingin berlibur sejenak dan ingin menikmati bermalas-malasan. Yang pasti karena PKL sudah selesai jadi ingin "Free" dulu he..he..
Jadi bisa ngerti ternyata jadi karyawan dan pegawai capek juga nieh...
Yach, namanya juga anak kuliah kadang merasa jenuh dan ingin sejenak melupakan tugas yang mestinya dikerjakan. Maklum lah he..he..

Malah kenapa koQ rasa malas ini terus mengalir dan keblabasan ya?
Apa karena.....
Sehingga saya baru nyadar kalo melupakan tugas Laporan PKL yang mestinya 'n kudu di buat dalam rangka persyaratan kelulusan kuliah saya di Kampus yang saat ini mau ganti derektur. *Duh, rasanya mau ke kejar ama teman yang baru selesai PKL tapi dah bikin laporan. Mesti ngebut nieh....*

Entahlah, kenapa malas adalah alasan nomor satu yang banyak terjadi di negeri ini.
Ehh.. sorry, gak bermaksud menjelekkan kebanyakan orang di negeri tercinta ini *hanya b'canda koQ*.

Yang jelas sih, udah mulai ancang-ancang bikin laporan PKL itu, mulai dari mengumpulkan arsip-arsip buat lampiran pada Laporan PKL. Data-data juga dah mulai saya kumpulkan dan mulai di rancang judul laporan PKL tentunya.

Mau memulai penulisan laporan, tapi masuk kuliah tambahan malahan di kasih tugas bikin makalah tentang Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam perusahaan. Tambah dech beban saya yang harusnya bikin laporan PKL terlebih dahulu, malah harus menyelesaikan Makalah SIM yang dikejar waktu (karena kemungkinan saya maju presentasi pertama).

Mesti lembur nieh bikin laporannya.... :P

Ada yang mau bantu bikin pembuatan laporan PKL?

Ingin Bonus 7 Kali Gaji?

Rabu, 26 Maret 2008

Ada yang menarik dalam tulisan di majalah SWA edisi 7 Februari 2008 tentang para pemenang survei HR Excellence Award – sebuah ajang survei untuk menguji kepiawaian perusahaan dalam mengelola dan mengembangkan para talenta terbaiknya. Disitu dikisahkan mengenai sepak terjang salah satu pemenangnya, yakni sebuah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang perkebunan, PTPN III.

Salah satu catatan yang menarik tentang perusahaan tersebut adalah ini : pada tahun 2006, mereka membagi bonus kepada karyawannya 5 kali gaji, dan di tahun 2007 kemarin, bonus yang diberikan adalah 7 kali gaji (wuih!). Bukan itu saja. Gaji minimal manajer (kepala bagian) di perusahaan itu adalah Rp 24 juta per bulan – jauh diatas rata-rata gaji manajer perusahaan swasta nasional. Artinya, jika Anda bekerja sebagai manajer di PTPN III, maka pada awal bulan Januari kemarin, Anda akan mendapat bonus sebesar 7 x 24 juta atau Rp 168 juta — cukup untuk DP pembelian Honda New CRV. Hmmm….sedap man.

PTPN III memang merupakan salah satu BUMN yang gencar melakukan transformasi besar-besaran dalam lima – empat tahun terakhir. Proses perubahan di perusahaan ini dicanangkan ketika PTPN III masih berada dibawah kepemimpinan Akmaluddin Hasibuan – salah satu CEO yang visioner, dan spiritnya mirip-mirip dengan mendiang Cacuk Sudaryanto ketika metransformasi Telkom. Akmaluddin – yang kini sudah tak lagi menjadi CEO – bertekad membawa PTPN III menjadi perusahaan kelas dunia – dan bukan lagi perusahaan negara yang jadul nan amburadul.

Maka selain melakukan perombakan menyeluruh terhadap sistem manajemen SDM di perusahaan itu, ia juga melakukan tindakan dramatis : menaikkan gaji dan remunerasi para karyawannya menuju pada tingkat yang amat layak. Sebab, proses perubahan menuju perbaikan kinerja sungguh akan sulit dilakukan kalau gaji karyawan kita berada pada level pas-pasan. Kalau gaji kita terlalu kecil, maka boro-boro mikir visi jauh ke depan dan blah-blah lainnya, mikir besok mau makan apa saja masih suka pusing tujuh keliling…..(duh, nasib, nasib…..).

Begitulah, Akmaluddin kemudian memutuskan kenaikan gaji yang signifikan bagi segenap karyawannya. Selain menaikkan gaji manajer seperti diatas, maka gaji para pengepul (atau pemetik tanaman buah sawit di perkebunan) dinaikkan menjadi 2,5 juta plus insentif 2,5 juta (yang akan diperoleh jika memenuhi target pemetikan buah). Itu artinya, pegawai rendahan sekalipun bisa membawa 5 juta rupiah per bulan ke rumah – sebuah angka yang amat besar bagi para pegawai pemetik buah yang sebagian besar hanya lulusan SLTA (so, Anda tertarik jadi pemetik buah sawit…??).

Hasil dari perubahan itu adalah kenaikan produktivitas yang tajam di perusahaan tersebut; dan tren angka kenaikan itu kelihatannya terus berlanjut. Sebab, keputusan kenaikan gaji ini juga segera disertai dengan perubahan yang menyeluruh dalam bidang lainnya, termasuk dalam sistem manajemen kinerja karyawannya. Hal ini penting untuk dicatat, sebab jika gaji dinaikkan secara dramatis tanpa diikuti dengan perubahan sistem penilaian kinerja, maka yang terjadi bisa sebuah malapetaka. Biaya gaji naik secara signifikan, namun produktivitas karyawan stagnan. Kalau begini, perusahaan kita justru bisa bangkrut.

Catatan lain yang layak dicatat dari fenomena PTPN diatas adalah ini : perusahaan yang berani memberikan gaji dan bonus yang besar biasanya adalah perusahaan yang berada pada sebuah industri yang tengah tumbuh pesat. Sektor perkebunan (dimana PTPN berada), pertambangan, dan juga telekomunikasi serta perbankan, adalah beberapa jenis industri yang tumbuh bagus dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, perusahaan dalam sektor itu cenderung lebih agresif dalam memberikan bonus dan kenaikan gaji bagi para karyawannya. Sebaliknya, jika Anda kebetulan bekerja pada sektor/industri yang pertumbuhannya pas-pasan, ya jangan berharap banyak untuk memperoleh kenaikan gaji dan bonus yang gede (masih untung gajinya ndak diturunkan….).

Namun faktor lain yang amat penting bagi besaran bonus dan gaji yang Anda terima adalah : filosofi dan komitmen top manajemen atau pemilik bisnis (business owner). Disini kita melihat ada pemilik perusahaan yang cenderung pelit dan serakah (maunya semua profit perusahaan dimakan sendiri, tak peduli karyawannya cuma bisa makan nasi + kerupuk). Namun ada juga pemilik perusahaan yang murah hati dan amat peduli pada kesejahteraan karyawannya. Saya pernah membaca ada pemilik sebuah perusahaan kelas menengah di Jakarta yang memiliki prinsip membagi 50 % profit perusahaan kepada segenap karyawannya. Betapa mulianya orang ini. Dan juga amat cerdas : sebab dari sejumlah riset empirik terbukti, pola profit sharing semacam diatas amat positif dampaknya bagi kemajuan kinerja bisnis.

So, kalau sekarang Anda masih jadi karyawan, ya berdoalah semoga pemilik atau top manajemen perusahaan Anda bisa memiliki prinsip seperti diatas. Mau berbagi dalam suka dan duka dengan segenap karyawannya.

Sementara kalau Anda sudah atau kelak ingin menjadi pemiliki usaha sendiri, maka peganglah prinsip berbagi profit dengan segenap karyawan Anda. Berikan mereka gaji yang amat layak dan tiap tahun alokasikan bonus yang besar sesuai dengan kontribusi mereka. Percayalah, praktek semacam ini akan membuat bisnis Anda langgeng dan kian menapak naik kinerjanya. Dan bukan itu saja : kelak kalau Anda meninggal, para karyawan Anda itu pasti akan mendoakan Anda dengan tulus ikhlas – dan bukan dengan nggrundel lantaran gajinya ndak pernah naik-naik !

Sumber : strategimanajemen.net

Kepilih Lagi Jadi Monitor Resmi Radio Taiwan Internasional 2008

Senin, 24 Maret 2008


Setelah tahun 2007 merebut penghargaan RTISI (Radio Taiwan Internasional Seksi Indonesia) sebagai "monitor resmi", tahun 2008 ini alhamdulillah saya kembali di percaya, dipilih dan di angkat menjadi salah satu "monitor resmi" RTISI.

Hmm... Sebuah penghargaan yang menarik dan tidak di sangka-sangka bagi saya sendiri. Ini merupakan kejutan baru setelah beberapa waktu belakangan ini saya memang jarang bahkan tidak pernah memantau siaran radio RTISI karena suatu kesibukan dan kadang-kadang juga lagi malas mendengarkan radio.

Sebagai pendengar SW yang cukup setia terhadap siaran radio luar negeri (khususnya bahasa indonesia), penghargaan seperti itu adalah sebuah penghargaan yang sangat bagus yang tentunya untuk saling menjalin tali silaturahmi antara pendengar dan radio luar negeri yang bersangkutan. Bukan hanya saya saja yang menerima penghargaan ini, ada beberapa teman2 pendengar lainnya yang mendapatkan penghargaan ini....

Sebenarnya tidak semua stasiun radio luar negeri yang mengeluarkan penghargaan "monitor resmi" bagi pendengar setianya lo. Jadi, beruntung sekali bagi teman2 pendengar yang mendengarkan dan ber-atensi secara aktiv sehingga bisa memperoleh gelar "Monitor Resmi".
Oya, kebetulan sertifikat "monitor resmi" dari RTISI baru nyampe pertengahan bulan maret 2008 lalu, jadi saya baru nyadar dan baru mengetahui kalo saya terpilih jadi monitor resmi RTISI tahun ini. Mengingat satu bulan yang lalu saya sendiri masih melaksanakan PKL. Biasanya sih pengumuman monitor resmi akan di umumkan pada akhir atau awal tahun.

Apakah penghargaannya cuma sekedar sertifikat?
Oh, tidak lah....


Tentu saja tidak, ada beberapa cenderamata yang sangat menarik pada setiap periodenya. Cenderamata tahun lalu tentu saja berbeda dengan tahun ini.

Apa cenderamata monitor resmi RTISI tahun ini...?
Hmm.... Kalo penasaran baca artikel terbaru dan yang akan datang yah!!!
Barangkali anda berminat dan mau membelinya he..he.. (mode on: enggak di jual dulu dink)

PKL Tlah Berakhir...

Rabu, 19 Maret 2008

Ini bukan cerita mengenai PKL yang kena gusur ato demonstrasi pedagang kaki lima di negeri ini melainkan PKL yang satunya lagi.


Tepat hari selasa kemarin, 18 Maret 2008 adalah hari terakhir saya melakukan Praktek Kerja Lapangan di RSUD Banyumas. Rasanya koQ kayaknya cepet banget dan gak kerasa, namun kalo saat praktek perasaannya lain yaitu cepat2 bubar PKL dan sesegera mungkin menyelesaikannya. Ya... namanya juga manusia kadang perasaan cepat sekali berubah, bukan?

Namun yang pasti alhamdulillah pelaksanaan PKL bisa berjalan dengan baik dan insya allah sesuai dengan apa yang di harapkan. Walaupun ada sedikit masalah mengenai ulah para karyawan/pembimbingnya (baca di sini kalo belum tau ya!).

Dalam pelaksanaannya saya banyak menerima pelajaran baru yang tidak ada di bangku kuliah dan beberapa pengalaman lainnya dalam menunjang pengalaman dunia kerja tentunya.


Hal-hal baru positif yang sangat terasa adalah mulai dari disiplin waktu, karena setiap harinya selalu berangkat jam setengah tujuh pagi dan melakukan apel pagi pukul 07.00 wib. Ada pula kegiatan bersosialisasi diri secara sopan dan berinteraksi dengan pasien, keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya maupun hal baru lainnya yang menarik.

Walaupun waktu cukup singkat namun berisi dan berkesan bagi saya sendiri. Semoga apa yang saya dapatkan dari PKL ini bisa bermanfaat di kemudian hari (walaupun bukan di bidang bisnis independent). kemudian saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan dan instansi yang telah membantu saya dalam proses PKL ini.

Namun, ini bukan saatnya bermain-main karena PKL telah selesai. Masih banyak agenda saya saat ini, yakni pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Tugas Akhir tentunya....

Booming Pemasaran Provider GSM “3” Yang Mengecewakan

Minggu, 16 Maret 2008

Ternyata iklan yang di gembor-gemborkan pada salah satu provider baru GSM di Indonesia tidak seluruhnya bisa memuaskan konsumennya. Saya juga tidak tahu mengenai pertanggungjawaban perusahaan akan kenyataan yang terjadi. Pengalaman saya terhadap provider ini telah membuktikannya. Tentunya pengalaman dan cerita ini bukanlah suatu uraian artikel untuk menjelekkan keberadaan provider tersebut kepada kalangan konsumen Indonesia yang saat ini sedang bersaing dalam memenangkan pelanggan.

Kalo mendengar iklan “3” di televisi dan media massa lainnya, tentu bukan hanya saya yang tertarik untuk dapat menikmati layanan yang cukup memuaskan, bukan?
Saya tidak akan menjabarkan apa keistimewaan dan layanan menarik yang ada dan pastinya anda sendiri sering mendengarnya lewat iklan. (mode on : bukan promosi)



Itung-itung ingin mencoba akses GPRS “3”, beberapa hari yang lalu saya pun membeli perdana “3” di counter HP terdekat. Saya memang ingin mencoba kehandalan dan kehebatan akses GPRS “3” dari HP dengan harapan aksesnya dapat berjalan dengan lancer sehingga bisa mengakses internet dari ponsel saya.

Namun, ekspedisi untuk bisa mengakses gprs “3” saat itu hingga artikel ini di tulis pun masih gagal. Kegagalan akses ini bukan karena pulsa yang limit dan HP yang jadul melainkan karena sinyal “3” di tempat tinggal saya sangat susah. Boro-boro bisa mengakses GPRS dapat nembut, sinyal ”3” juga susah nembusnya alias tidak ada sinyal sama sekali. Kalo ada sinyal juga satu s/d dua strip sinyal pada ponsel.

Wah, kalo ceritanya seperti itu mah sangat mengecewakan. Pemasaran iklan sudah booming tapi kendala sinyal kurang bagus di terima. Padahal saya sendiri tinggal di dekat perkotaan, namun kenapa sinyal juga kurang baik, apa lagi di pelosok negeri, lebih parah lagi mungkin?

Malahan sering tidak ada sinyal sama sekali dan pastinya tidak bisa terpakai. Iklan dan pemasaran provider GSM yang cukup heboh seharusnya di imbangi dengan kualitas yang ada seperti keberadaan sinyal dsb. Kalo iklan sudah ada tapi kualitas tetap jelek pastinya tidak laku. Pantas saja saya beli simcard perdana “3” yang masih di segel bisa di peroleh hanya dengan membayar uang Rp 6000,-.

Walaupun provider ini tergolong masih baru, sebaiknya sih tidak perlu mem-booming kan layanan yang super hebat tanpa di seimbangi kualitas dan kenyataan yang ada. Semoga saja di bulan-bulan depan dan seterusnya provider ini akan makin maju, sehingga bisa di pertanggungjawabkan segala tindakan untuk memuaskan konsumen Indonesia di bidang telekomunikasi. Bagaimana pendapat anda sendiri, setuju?

Tinggal Menghitung Hari

Sabtu, 15 Maret 2008

Memang benar apa kata orang bilang, waktu sangat cepat sekali berlalu. Perasaan kemarin hari jumat, sekarang sudah hari sabtu. Perasaan baru saja kemarin saya menjenguk makam ayah saya di kalimantan, eh ternyata sudah satu tahun telah kehilangan beliau. Dengan demikian hari demi hari cepat berlalu, bukan?

Begitu pula dengan pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang tengah saya lakukan. Padahal kayaknya baru saja kemarin saya masuk PKL, ternyata beberapa hari lagi akan segera berakhir. Sekarang waktu satu bulan sangat singkat skali ya.....

Banyak lika-liku yang saya lalui pada saat pelaksanaan PKL, mulai dari masa orientasi dan pengenalan dunia kerja di Rumah Sakit Banyumas (karena saya PKL di RSU) sampai-sampai pengalaman unik, lucu dan pengalaman lainnya.

Sempet juga di "jitak" ama orang gila ha..ha..ha..


Ya, hari selasa depan tepat pada tanggal 18 Maret 2008 saya genap melaksanakan PKL di Rumah Sakit Banyumas. Sekarang dan hari ini tinggal menghitung hari saja tentunya....
Sabtu, minggu, senin dan finish dech PKL nya.

Yang jadi masalahnya sekarang adalah sampai saai ini saya belum memperoleh data lengkap apa yang mau di jadikan "judul dan laporan PKL" yang nantinya merupakan syarat buat kelulusan kuliah saya di kampus Politeknik Pratama Purwokerto. Sebenarnya untuk masalah data untuk penyusunan laporan PKL sih bisa di atur setelah pelaksanaan PKL.

Selama PKL juga, sudah ancang-ancang, mengamati dan mengambil beberapa formulir ato data yang nantinya bisa di butuhkan sebagai arsip lampiran laporan PKL kelak.

Semoga saja, setelah di tinggalkan anak-anak PKL (khususnya saya dan teman), instalasi yang bersangkutan pada RSU tersebut akan bisa berjalan dengan baik dan dapat di pertanggung jawabkan dengan benar. Karena saya lihat sendiri di TKP, situasi nya kayak ada masalah yang tentunya saya sendiri tidak paham akan masalah itu. Untuk sementara ini, pihak penanggung jawab/pembimbing malahan pindah dan seenaknya meninggalkan tugasnya.

Selain itu, sekarang saya cuma konsentrasi pada hasil PKL ini dan mengejar target penyusunan laporan sampai dengan seminar PKL. Setelah itu ada jadwal persiapan Tugas Akhir dan Laporan TA tentunya....

Doakan deh biar sukses ya...

PSIKOLOGI CINTA

Kamis, 13 Maret 2008

He..he... walaupun saya bukan seorang Psikolog bahkan bukanlah seorang dokter cinta di alam maya, saya ingin menuliskan kembali artikel tentang cinta.

Sebenarnya artikel ini saya comot yang sumbernya kebetulan sudah lupa, karena artikel ini sendiri sudah saya tulis di sini pada tahun 2006 yang lalu. Ya, itung-itung buat mengingatkan kembali dan meramaikan blog ini. So, Selamat membaca deh...

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep… cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini dipilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg. Yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.

Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari "skenario" yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.


Sternberg terkenal dengan teorinya tentang "Segitiga Cinta" (bukan cinta segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen : (1). Keintiman (Intimacy), (2). Gairah (Passion) dan (3). Komitmen.

Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust), dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu. Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) harus disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn cinta seseorang sangat ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah bertengkar melulu..). Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor, dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.

Memang teori Sternberg tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan semua orang misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap anak-anaknya?
Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.

Sepele, Tapi Penting!

Selasa, 11 Maret 2008

Kalo dalam posting terakhir yang lalu saya menuliskan artikel mengenai etika bisnis, kali ini saya mau memberikan beberapa tips yang tentunya masih berkaitan dengan tema “Etika Bisnis”, di simak dan di baca ya, pasti ada manfaatnya dech…..

Beberapa hal di bawah ini adalah hal-hal kecil yang berkaitan dengan etika bisnis. Yang pasti perlu anda cermati karena bisa mempengaruhi penilaian etika bisnis anda :

Kartu Nama
Kartu nama adalah pengingat sekaligus penghubung anda dengan relasi. Kartu nama yang berkualitas (misalnya, dicetak dengan kualitas kertas yang baik), bisa memberikan kesan bagi penerimanya.


Sebaiknya, satu kartu nama hanya mewakili satu perusahaan. Jika anda memiliki beberapa perusahaan, buatlah kartu nama terpisah untuk masing-masing perusahaan.

Jangan sungkan-sungkan untuk bertukar kartu nama kepada orang-orang yang baru anda kenal. Saat memberikan kartu nama, berikan dengan kedua tangan menjepit di kedua ujungnya dan dengan huruf mengarah ke penerima.

Begitu jugs saat menerima kartu nama dari seseorang, terimalah dengan kedua tangan. Sebagai penerima, sebaiknya letakkan kartu nama di atas meja atau dipegang selama beberapa saat.

Telepon
Kunci utama etika bertelepon adalah berbicara sopan, jelas, namun tetap menjaga volume suara, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Gunakan bahasa yang formal. Percakapan santai bisa diselipkan jika rekan bisnis sudah anda kenal cukup lama.

Saat menjawab telepon, jangan lupa ucapkan salam dan nama anda. Lakukan pembicaraan sesingkat dan sejelas mungkin. Saat pembicaraan usai dan jika anda menjadi penerima telepon, biarkan si penelepon menutup teleponnya terlebih dahulu.

Pakaian
Gaya busana bisa disesuaikna dengan jenis bisnis yang anda jalankan. Misalnya, jika usaha anda di bidang kreatif seperti periklanan atau kesenian, maka busana yang dikenakan bisa lebih kasual.

Sementara, bidang usaha yang lebih konservatif seperti perbankan dan hokum, biasanya menuntut seseorang berpakaian formal. Aturan umumnya adalah sopan, sederhana, rapi, bersihdan tidak bau.

Posisi Duduk/Berdiri
Sikap duduk dan berdiri seseorang akan memberi pengaruh penilaian orang lain. Duduklah dengan tegak, tidak merosot di kursi atau dalam posisi miring dengan kedua kaki merapat.

Bagi wanita yang mengenakan rok mini, cara ini bisa sedikit menutupi kaki anda. Hindari meletakkan benda-benda di atas rok mini untuk menutupi kaki yang terbuka, karena hanya akan memberi kesan kurang percaya diri.

Saat berdiri, lakukan dengan posisi tegak lurus. Tarik bahu agar tidak menunduk, kembangkan dada dan tarik perut ke dalam, agar bentuk tubuh anda terlihat jauh lebih baik.

Berjabat Tangan
Dalam melakukan jabatan tangan saat bertemu seseorang, lakukan dengan genggaman yang erat untuk menunjukkan kehangatan pribadi dan kepercayaan diri.

Saat menyambut jabatan tangan dari orang lain ketika anda sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar. Apabila anda seorang wanita, anda disarankan mengulurkan tangan lebih dulu kepada lawan jenis.

Berbasa-Basi
Basa-basi harus pas dan tidak berlebihan, agar tidak keblabasan sehingga membuat lawan bicara tersinggung. Anda juga bisa dianggap sebagai orang yang sok akrab, sehingga akan memberi kesan negatif.

Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu sebagai salah satu bentuk disiplin, menunjukkan penghargaan anda kepada orang lain.



Lain Negara, Lain Pula Etika Bisnisnya

Minggu, 09 Maret 2008

MAsih berhubungan dengan artikel sebelumnya, kali ini saya membahas beberapa etika bisnis orang-orang bule sana.
Di mana bumi di pijak, di situ langit di junjung. Pepatah yang berarti di mana pun seseorang berada, dia harus menghormati adat dan budaya setempat, konon menjadi ‘resep’ keberhasilan orang Minang dalam berbisnis. Penghargaan anda terhadap budaya atau kebiasaan tertentu dari mitra bisnis, menjadikan nilai lebih etika bisnis anda.
Berikut ini beberapa budaya atau kebiasaan dari beberapa Negara :



JEPANG
  • Sebaiknya anda datang 15 menit sebelum rapat dimulai.
  • Berikan kartu nama yang disertai tulisan Bahasa Jepang di bagian lainnya.
  • Hindari membuat coretan pada kartu nama yang mereka berikan.
JERMAN
  • Jangan memuji atau mengatakan sesuatu secara berlebihan, karena anda bisa di anggap sebagai orang yang tidak bisa dipercaya.
  • Hindari membicarakan pekerjaan di saat makan.
  • Mereka mengutamakan bisnis yang bersih dan sesuai dengan aturan. Jadi, tak perlu memberi cenderamata, kecuali jika anda mendapat undangan makan yang diadakan di rumah.

INGGRIS
  • Hindari topik pembicaraan sensitif, seperti gosip dalam kerajaan Inggris, konflik Irlandia Utara atau berbagai hal yang sifatnya pribadi.
  • Jangan gunakan nada suara keras atau bersikap berlebihan.
  • Dalam masyarakat Inggris, etika berbusana sangat diperhatikan. Kenakan pakaian konservatif dengan warna biru tua, hitam atau abu-abu.
AMERIKA SERIKAT (U.S.A.)
  • Menghargai suara keras dalam pertemuan, karena menunjukkan aktualisasi diri.
  • Hadiah untuk rekan bisnis bisa di berikan pada hari-hari besar seperti Natal atau Tahun Baru. Hadiah biasanya dibuka di depan pemberinya.
  • Jika ingin mengirim rangkaian bunga, hindari mengirimkan bunga lili karena itu adalah bunga tanda berduka cita.
PERANCIS
  • Pebisnis asal Perancis suka berjabat tangan di setiap pertemuan.
  • Hindari memanggil mereka dengan nama pertama tanpa sebutan “Monsieur” (Tuan), “Madame’ (Nyonya) atau “Mademoiselle” (Nona).
  • Jika anda bisa berbahasa Perancis, gunakan kata ganti kedua formal (Vous atau anda), kecuali bila anda sudah sangat akrab dengan rekan bisnis anda. Gunakan pula sapaan nama depan selama meeting.
  • Hindari berbicara dalam volume keras.
ITALIA
  • Sebaiknya menyapa dengan sebutan “Signore” (Tuan) atau “Signora” (Nyonya), yang disambung dengan nama belakang/keluarga.
  • Ulurkan tangan anda terlebih dulu saat bertemu dengan rekanan anda.
  • Orang Italia biasanya mengucapkan salam dengan cara berpelukan atau mencium pipi. Jika anda enggan melakukannya dengan lawan jenis, letakkan tangan kiri di dada sebagai tanda penolakan.
  • Orang Italia justru cenderung santai dalam berbusana. Bergaya tidak formal pun sah saja dalam pertemuan bisnis.
CHINA
  • Disarankan untuk memanggil seseorang berdasarkan jabatan yang di embannya diikuti nama keluarga, misalnya “Direktur Yap” atau “Chairman Tjoa”.
  • Di China, rapat biasanya dimulai dengan jabat tangan yang lembut dan pembicaraan yang ringan.
  • Hindari mencoba akrab terlalu cepat dengan klien dari China, karena adat istiadat di sana sangat menjunjung tinggi formalitas.

Etika Bisnis, Antara Teori dan Kenyataan

Jumat, 07 Maret 2008

Berkaitan dengan posting sebelumnya, artikel kali ini juga masih bertema “Etika Bisnis”. Nah, kalo di posting yang lalu saya menuliskan sedikit teori prinsip-prinsip etika bisnis maka kali ini saya menuliskan beberapa kenyataan yang banyak terjadi, yang tentu saja masih saya ambil dari materi mata kuliah “Etika Bisnis” pada semester lalu. Simak dech berikut ini…

Seharusnya, etika bisnis tidak sulit diterapkan karena segala prinsip dalam etika bisnisjuga menjadi prinsip untuk menjadi manusia yang berbudi. Namun, di depan mata, pelanggaran etika bisnis sering terjadi. Berikut ini pelanggaran etika bisnis yang paling sering terjadi.


  • Penyuapan - Tidak sedikit pebisnis yang melakukan tindakan penyuapan demi mendapatkan proyek. Termasuk dalam tindakan penyuapan adalah menawarkan, memberi, menerima atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seseorang dalam membuat suatu keputusan. Misalnya, memberikan sejumlah uang untuk memenangkan tender suatu proyek.
  • Pemaksaan - Tekanan dengan menggunakan jabatan atau ancamanm untuk meraih tujuan tertentu. Misalnya, seorang atasan yang memaksa anak buahnya untuk mengerjakan tugas di luar pekerjaan kantor, dengan ancaman jika tidak dikerjakan maka akan diberi nilai jelek atau dipecat.
  • Penipuan/Pemalsuan - Merupakan tindakan memperdaya pihak lain/konsumen. Misalnya, pada klien, anda mengatakan “cake” buatan anda harganya mahal karena memakai keju tertentu yang terkenal bagus (tentunya harganya mahal juga), padahal anda memakai keju yang berkualitas standar saja.
  • Pencurian - Adalah tindakan mengambil sesuatu yang merupakan hak orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Pencurian ini dapat berupa fisik atau konseptual.
  • Diskriminasi Tak Sehat - Yaitu perlakuan tidak adil atau penolakan kerja sama terhadap orang-orang tertentu. Misalnya, menolak bekerja sama atau mempekerjakan orang-orang dari daerah tertentu.

Mengapa orang melanggar etika bisnis?
Menurut John C. Maxwell dalam bukunya, ada beberapa alasan mengapa orang memilih tindakan-tindakan tidak etis dalam berbisnis :
  • Ingin berbuat seleluasa mungkin - Seperti anak kecil yang tidak mau di atur, begitu pula pebisnis. Inginnya mereka melakukan segala hal yang mereka inginkan.
  • Demi mengejar sukses - Bagaimanapun caranya, keuntungan dan kesuksesan harus diraih. Misalnya, anda sudah tahu dari “pitching” desain interior sebuah perkantoran, desain yang anda buat kalah bagus dibandingkan dengan yang lainnya. Tapi, demi menang proyek ini, anda membayar orang tertentu dari panitia “pitching” itu untuk membela desain anda yang terbaik.
Adiwarman - Presiden Direktur Karim Business Consulting, menambahkan bahwa pelanggaran etika bisnis umumnya terjadi kalau penataan dan penegakan hukum di suatu Negara tidak berjalan. “Dalam sebuah Negara atau masyarakat yang belum memiliki sistem reward and punishment yang jelas dan tegas, maka etika bisnis cukup sulit untuk diterapkan”, ujar Adiwarman. Karena, tanpa adanya hukum yang tegas, seseorang dengan leluasa dan tanpa rasa takut melanggar etika yang ada, termasuk etika dalam bisnis.

Jadi, satu hal penting yang harus segera dilakukan agar tercipta dunia bisnis yang beretika adalah penerapan aturan-aturan dan sanksi yang jelas dan tegas bagi para pebisnis. Dengan ketegasan, para pebisnis akan berfikir seribu kali untuk melanggar etika bisnis.

Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Rabu, 05 Maret 2008

Dalam posting kali ini saya ingin memuat mengenai pentingnya menerapkan “Etika Bisnis” dalam dunia bisnis tentunya. Artikel ini di ambil dari salah satu mata kuliah etika bisnis dalam perkuliahan saya beberapa semester yang lalu. Semoga bisa bermanfaat buat Enterpreneur Indonesia….

Etika bisnis sesungguhnya tak rumit. Pegangannya adalah jika peraturan atau etika sudah disahkan undang-undang atau peraturan tertulis, maka pelanggarannya berarti melanggar hokum. Jika etika berkaitan dengan norma masyarakat, maka tolak ukurnya adalah diri sendiri. Artinya kalau anda merasakan apa yang anda lakukan akan menyakiti orang lain, maka sebaiknya anda jangan melakukan hal tersebut.

Namun, dalam etika bisnis ada prinsip-prinsip yang dinilai Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :


  • Kejujuran Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan bisnis.
  • Keadilan - Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
  • Rendah Hati - Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
  • Simpatik - Kelola emosi. Tampilkan wajah ramahdan simpatik. Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
  • Kecerdasan - Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.
  • Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis, anda jangan mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma, budaya atau agama di tempat anda membuka bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di suatu Negara atau daerah, belum tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin usaha berjalan tanpa ada gangguan


Hubungan Keluarga Dalam Satu Lingkungan Kerja, Profesionalkah Mereka dan Ada Apa Dengan-nya?

Selasa, 04 Maret 2008

Seperti dalam cerita sebelumnya, sampai hari ini saya masih melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSU Banyumas hingga genap satu bulan nanti dan tepatnya pada tanggal 18 Maret 2008 akan berakhir. Dalam minggu ini, saya telah melaksanakan PKL sudah 2 minggu lamanya. Untuk waktu dua minggu ini, saya di tempatkan di sebuh instalasi RSU yang sebelumnya saya sudah ceritakan pada posting terakhir dalam blog ini.

Selanjutnya minggu ke 3 hingga minggu terakhir ber-PKL, rencananya kegiatan saya di instalasi tersebut akan di rolling dengan teman saya. Sehingga otomatis saya akan tukar posisi dalam arti pindah lokasi instalasi yang telah di tunjuk. Satu catatan bahwa rolling/tukar posisi praktek ini sebenarnya adalah sebuah perintah/instuksi dari bagian Mutu dan Pendidikan RSU Banyumas. Jadi, mengingat ada sinyal instruksi seperti itu kami rasa tidak akan menyia-nyiakan waktu yang ada sehingga nantinya kami bisa bertukar ilmu dan mendapatkan ilmu yang lebih banyak. Selain itu tentunya akan sangat membantu dalam menghidari rasa bosan dan kejenuhan kerja.


Beberapa kali juga kami telah membicarakan dan ngomong mengenai istruksi itu kepada koordinator karyawan pada bagian instalasi yang kami jumpai saat PKL. Pembicaraan itu mengenai adanya rolling/tukar posisi praktek antara satu instalasi dengan instalasi lain yang kami PKL-kan. Namun, yang saya tangkap dari masing-masing koordinator instalasi bersangkutan seperti “merasa canggung” atau enggan akan keberadaan rolling ini. Sementara koordinator karyawan ini nantinya akan saling kerja sama (ber-partner) dengan salah satu dari kami. Ya, memang kami adalah mahasiswa cewek dan cowok, selain itu kedua koordinator karyawan dari instalasi tersebut ternyata memiliki hubungan yang sangat erat karena ternyata mereka adalah “sepasang suami-istri”. Oleh sebab itu otomatis kalau di rolling pasti salah satu pasangan suami-istri tersebut akan berpasangan dengan salah seorang dari kami.

Sebenarnya bagi kami sendiri tidak ada masalah dengan adanya rolling ini. Kami hanya menuruti dan memanfaatkan perintah dari pihak Mutu & Pendidikan (MuDik). Apalagi tujuan kami PKL adalah untuk mencari ilmu dan sebagai prasarat kelulusan kuliah, jadi tidak ada maksud apa-apa dengan pihak mereka. Lagipula kerja kami adalah sama-sama melayani pasien umum. Yang pasti kami tentunya juga bukan sepasang “Romeo dan Juliet” yang ber-PKL bersama ha…ha….

Berbagai pertanyaan dan pemikiran kami terhadap sikap mereka juga terlontarkan.
“Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka?”
“Ada masalah apa dan kenapa keanehan terjadi?”
Pertanyaan di atas dan beberapa pertanyaan lainnya kami keluarkan setelah pada hari senin pagi saya mendapatkan SMS dari salah seorang Koordinator Karyawan Instalasi yang meminta saya agar bersedia mengajarkan terlebih dahulu teman saya karena karyawan yang bersangkutan pada hari itu malah pindah ruangan kerja sehingga kepindahannya itu jadinya “suami-istri” kerja bersama. Saya juga bingung maksud dari semua tingkah mereka...

Aneh bukan, semestinya hari itu jadwal saya untuk memulai pindah instalasi malahan jadi berdua dengan teman saya dalam ber-PKL tanpa ada koordinator karyawan yang mestinya jaga di situ. Untung saja saya sudah cukup mahir mengatasi dan dalam berkerja. Sampai-sampai dokter jaga dan beberapa karyawan/perawat pun bilang “KoQ aneh sekali”.

Yang pasti para karyawan yang mengetahui hal ini juga bertanya-tanya kenapa koQ tiba-tiba karyawan yang mestinya jaga di instalasi itu malahan pindah yang kami rasa “tidak ada instruksi dari atasan”. Ataukah cuma karena ada rasa takut cemburu dan gak enak dengan situasi yang ada sehingga saya yang mesti “Training Teman Dulu”…?
Yang jelas tidak ada satupun karyawan yang menggantikan posisi kepindahannya, dan kami di biarkan. Ok-lah kalo alasannya cuma hanya untuk mengajarkan teman saya terlebih dahulu, namun kalo bukan hal itu yang menjadikan alasan utama mengenai kepindahannya….?

Itulah yang kami rasakan dan kalo memang alasan karena “kami-lah penyebabnya”, kami benar-benar mohon maaf. Namun yang menjadi pertanyaan kami sendiri adalah kenapa dengan adanya hal tersebut dan bisa jadi malahan masalah pribadi mereka di bawa-bawa dalam lingkungan kerja …?

Bukannya kita semua orang dituntut agar bisa melakukan “Profesionalisme Kerja”?

Kami sebenarnya sih hanya ada perasaan “Tidak Enak” terhadap mereka jikalau timbul masalah karena keberadaan sistem rolling PKL kami. Semoga prasangka/kenyataan dan hal-hal di atas dapat terselesaikan dengan baik sehingga semuanya dapat saling menguntungkan tanpa ada kerugian dan masalah.

Saya juga berharap dengan tulisan ini para pembaca setia bisa dapat mengerti dan dapat menghindari hal-hal negatif di atas. Sehingga profesional dalam lingkungan dan dunia kerja dapat di bina dengan baik.

Demikian uraian saya ini, mohon maaf kalo ada salah-salah kata……

Bagaimana pendapat anda mengenai profesionalisme dunia kerja?
PS: Gambar diambil dari darilymail

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Total Pageviews

Archive

Categories