HOME

Surat Perpisahan Untuk RSI

Kamis, 03 Juli 2008

Mendengar beberapa berita bahwa Radio Singapura Internasional atau yang lebih akrab dengan sebutan RSI akan di tutup dan di bubarkan dalam dunia siaran SW, saya pun merasa heran dan mencari tau apa yang sedang terjadi. Beberapa alasan penutupan siaran pun ternyata sangat mengecewakan tidak hanya bagi saya sendiri, melainkan bagi teman-teman pendengar SW lainnya yang sudah mendengarkan sejak lama bahkan tahunan yang lalu.

Berikut kutipan dari channelnewsasia.com

MediaCorp's Radio Singapore International (RSI) will end transmission on July 31.

MediaCorp said it will redeploy all RSI staff to other areas and retrain some for new duties.The regional shortwave radio service was set up in 1994 by the former Singapore Broadcasting Corporation.

The aim was to reach out to the region and help overseas Singaporeans keep pace with developments at home. MediaCorp said the effectiveness of a shortwave radio service has diminished over time, with changing technology and media consumption habits.

It added while FM radio broadcast remains strong, audiences are turning to other channels such as the web and Channel NewsAsia's International feed for their news. So it is no longer optimal to continue with a full regional radio service, which broadcasts in four languages. - CNA/vm


Dengan berita yang cukup mengecewakan pendengarnya itu, saya pun mengirimkan aspirasi saya dalam surat yang ditulis via e-mail sebagai berikut :

To : MediaCorp RSI (Radio Singapore International)
Subject : Special To RSI (Curahan Duka Untuk RSI)


Assalamu ‘alaikum wr.wb,
Salam Sejahtera!

Dear RSI, Pengelola ‘n penyiarnya…
Sangat prihatin dan sedih dari ungkapan lubuk hati terdalam setelah mendengar bahwa MediaCorp Radio akan menutup siaran SW di akhir bulan July depan (31July). Sebenarnya saya sendiri merasa tidak percaya akan berita tersebut. Saya pun mencari tahu melalui website MMC (Media Monitoring Club) dan berita di Channel News Asia. Alhasil ternyata berita itu benar… L

Sempat juga saya tidak mendengarkan siaran RSI bahasa Indonesia selama 2 minggu karena ada kepentingan menghadiri acara do’a secara berturut-turut di tempat tetangga yang meninggal dunia. Namun saya tetap memantau beberapa siaran melalui internet. Ternyata berita duka tidak saja timbul hanya disini, namun berita duka telah sampai ke Singapura mengenai akan di tutupnya siaran RSI…. L

Sangat sedih kalau kami sebagai para pendengar RSI yang jumlahnya cukup amat banyak tidak bisa mempertahankan keberadaan siaran SW pada RSI. Padahal banyak sekali siaran SW lainnya yang mempertahankan siarannya melalui pendengarnya agar tetap eksis. Kami sadar bahwa pendengar bukanlah pengelola dan pemilik siaran, kami tahu alasan yang di ambil adalah hal yang sangat berat bagi kami dan berusaha memaklumi alasan bahwa jalur SW sudah dalam tanda kutip ketinggalan jaman. Namun pendengar sebenarnya adalah suatu aset yang tak ternilai dari keberadaan siaran. Bayangkan apabila sekalipun siaran FM yang terdengar merdu dan jernih tidak ada pendengarnya, akan terasa tragis dan memprihatinkan, bukan?

Tapi sangat berbeda dengan siaran radio SW yang cukup jernih (walaupun belum sempurna) telah memiliki aset pendengar yang banyak, maka fungsi dan tujuan radio itu sendiri untuk menginformasikan siarannya kepada khalayak telah TERCAPAI dengan baik. Apalagi perangkat pendukung siaran SW sekarang ini khususnya RSI sangatlah canggih dan sesuai dengan perkembangan zaman modern. Ambil contoh saja adalah website, newsletter melalui e-mail, corporate blog sampai dengan podcasting radio yang ternyata juga di miliki RSI sangatlah memungkinkan bahwa siaran SW bukan sekedar jalur yang tertinggal. Apalagi program siaran SW yang khas dan berbeda dengan siaran radio FM yang kadang membosankan, jangkauan luas maupun rasa kekeluargaan-pertemanan di seluruh penjuru dunia yang satu visi untuk kebersamaan akan membuat nilai tersendiri di bandingkan radio lokal.




Yach kawan…
Ternyata usia RSI hanya sampai 14 tahun (1994-2008) dan saya telah mendengarkan selama kurang lebih 5 tahun.
Amat banyak sekali yang saya peroleh dari RSI dan rasa kegembiraan yang tidak ternilai harganya.

Ternyata yang terancam “Punah” bukan hanya Satwa langka, namun akankah keberadaan siaran SW lainnya akan punah seperti RSI…?
“Semoga RSI adalah siaran SW yang terakhir tutup siaran setelah siaran lainnya seperti beberapa seksi bahasa di NHK World Radio dan siaran SW lainnya.”

Dengan uraian surat ini semoga anda bisa mengerti keberadaan para pendengar RSI dan klub pendengarnya. Dan tentunya sangat di sayangkan sekali aset pendengar di abaikan dalam penghentian siaran…..

Sejujurnya, dengan tulus hati saya sangat mengucapkan terima kasih banyak atas segala layanan yang ada pada RSI nan modern selama ini, baik melalui siaran SW maupun melalui perangkat pendukungnya di internet. Tak ketinggalan pula ucapan terima kasih atas perhatian besar kepada pendengarnya, khususnya saya yang selama 5 tahun ini dalam kesediannya mengirimkan berbagai cenderamata yang tak ternilai harganya mulai dari Buletin, Buku ELC edisi 1 s/d 3, T-Shirt, Perangko Special HUT Singapura dan sebagainya sampai dengan Radio Digital yang telah saya peroleh sebagai hadiah “terhebat” di Temu Pendengar di Jogja tahun lalu (2007). J

Kini hanyalah tinggal kenangan dan kenangan itu terkubur dalam cenderamata RSI. Semoga kenangan tersebut bisa tersimpan dan bangkit untuk meyakinkan bahwa RSI adalah siaran SW yang terbaik bagi pendengarnya.

Semoga ada perubahan terbaik bagi MediaCorp dan pendengar!
Tetap jaga persahabatan dengan pendengarnya!

Sekian surat ini, mohon maaf bila ada perkataan yang kurang berkenan dan itu demi masukan saran untuk kemajuan MediaCord Radio maupun para pendengarnya. Terima kasih atas perhatiannya.
Salam Sukses Selalu


Wassalam,



Pengirim :
FADLIANSYAH
di Sokaraja Kulon (Purwokerto) 53181
Jawa Tengah



0 komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews

Archive